Diklat batik SDN Tunjungan yang diikuti oleh bapak/ ibu guru dan karyawan di bawah bimbingan Bapak Djijono telah memasuki tahap akhir. Dua tahap sebelumnya adalah mengenalan dan proses membatik yang diadakan di bulan Maret 2023 tanggal 16 dan 18. Agenda di tahap terakhir adalah mewarnai yang diakhiri dengan proses "Nglorot"
Sebelum praktek mewarnai, Bapak Djijono menjelaskan warna-warna untuk kain batik. Beliau juga menjelaskan bahan bahan untuk membuat warna dan rumus peracikannya. Setelah teori membatik selesai, bapak/ ibu guru melakukan praktik pewarnaan di dekat tempat wudhu. Tempat ini dipilih karena selama proses mewarnai sampai nglorot membutuhkan air dan tidak boleh terkena sinar matahari karena bisa mempengaruhi kualitas warna.
Bapak Suparjan merupakan salah satu guru yang memiliki antusias tinggi dalam mengikuti Diklat Batik ini. Sehingga beliau juga turut mempersiapkan alat dan bahan untuk mewarnai seperti meracik warna dan melepas malam yang tidak berguna di kain menggunakan teknik solder. Selain air dingin, teknik mewarnai membutuhkan air mendidih juga.
Teknik soldier merupakan teknik melepas malam menggunakan pisau yang telah dipanaskan di atas api kompor sebelumnya. Setelah proses penyoldiran selesai, kini saatnya kain diwarna dengan dicuci terlebih dahulu lalu di jemur (tanpa sinar matahari) sebelum dicelupkan di air naptol.
Selanjutnya adalah proses mewarnai dimana setiap kain taplak harus dicelupkan ke cairan naptol sebanyak 6 kali lalu ditiriskan tanpa diperas. setiap selesai menaptol satu kain maka air harus ditambah dengan naptol seseuai takaran yang disarankan.
Setelah proses ini selesai, saatnya proses celup warna dan SDN Tunjungan memilih warna merah. Proses ini juga membutuhkan proses pencelupan selama 6 kali perkain lalu ditiriskan kembali. Tiap selesai satu kain juga membutuhkan tambahan warna sesuai takaran yang ditentukan agar warna tiap kain sama.
Setelah dirasa cukup, kain harus dicuci dahulu dan ditiriskan sebelum kembali dicelupkan ke dalam cairan naptol 6 kali perkain. Selanjutnya, kain ditiriskan dan di celupkan ke cairan warna merah kembali 6 kali perkain. Bila tetes-tetes air dari kain terlihat bening itu artinya warna benar-benar meresap sempurna.
Kini, saatnya proses terakhir yaitu proses "Nglorot" dimana ini merupakan teknik merebus kain batik di dalam air mendidih. Setelah itu, kain dicuci menggunakan air bersih dan dikeringkan di tempat terbuka hingga kering. Untuk kain selain taplak meja, proses penirisan kain sebelum dilorot adalah 24 jam supaya kain tidak luntur saat dicuci.
Dari Diklat Batik ini, bapak ibu guru berhasil menambah koleksi taplak meja yang cantik dan menawan. Ilmu yang ditularkan oleh Bapak Djijono tidak boleh berhenti begitu saja. Itu artinya, bapak/ ibu guru harus siap menularkan ilmunya ke anak-anak SDN Tunjungan juga.
Tidak ada komentar: